Sejarah dan Asal-Usul Desa Dungmiri
Desa dungmiri secara admnistratif masuk dalam wilayah kecamatan karangjati Kabupaten ngawi. Desa dungmiri terbagi mendadi 3 dusun. Yakni Dusun Dungmiri 1, Dungmiri 2, dan Dusun Klanding.
Sejarah mengenai asal usul Desa Dungmiri tak lepas dari cerita turun-menurun yang diceritakan dari generasi ke generasi. Keberadaan Desa Dungmiri juga tak lepas dari keterkaitan dengan pengembara atau pembabat hutan di wilayah ini yang dikisahkan berasal dari daerah mataram atau sekitar Gobrogan.
Memang tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat jawa, sering menamai suatu wilayah dengan peristiwa, kondisi geografis ataupun apa yang dilihatnya saat membabat hutan. Begitu juga dengan Dungmiri, yang berasal dari penggabungan 2 kosakata, yakni dung yang berarti kedung dan miri yang berarti buah kemiri. Sebutan ini berarti dahulu ada sebuah kedung / kali yang sangat dalam dan banyak ditumbuhi tanaman kemiri di sekitar kedung tersebut.
Dalam Catatan dari masa ke masa menyebutkan bahwa Desa Dungmiri, telah mengalami 7 kali periode pergantian kepala Desa. Yang masyarakat sering menyebutnya lurah.
1. Mbah Gempo (sekitar tahun 1840-1881)
2. Karto Drono ( Pasiyun) (sekitar tahun 1881-1920)
3. Karto Wiyoto (1920—1962)
4. Hadi Suprapto (Siyun) (1962—1989)
5. Gunadi Hartono (1990-1998)
6. Bambang Supariyanto (1999-2013)
7. Sri Kasiyanto (2013 – sekarang)
Desa dungmiri juga menyimpan berbagai tempat yang dianggap bernilai sejarah oleh warga setempat. Situs kuno dan bernilai sejarah ini beberapa diantaranya memang dikeramatkan. Seperti Sumur Tulakan, sumur sendang sogo, asem pendowo, dan makam-makam lurah terdahulu.
Memang sudah menjadi kebiasaan bahwa jika mendirikan rumah, beberapa warga kerap mengambil air dari sumur tulakan ini. Mereka percaya bahwa, lantaran air sumur tulakan ini dapat menolak balak atau bencana dan mendekatkan pada kehidupan yang lebih baik. Namun, semua atas kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga dengan sumur sendang sogo. Sumur ini juga merupakan sumur yang sudah ada sejak zaman dahulu. Keberadaannya juga menjadi saksi sejarah atas adanya desa Dungmiri, Airnya jernih dan sumber airnya masih mengalir hingga saat ini.
Mbah Gempo, merupakan lurah pertama. Mbah Gempo sendiri merupakan tokoh yang diceritakan dahulu berasal dari dusun Klanding. Namun, karena terjadi pageblug atau wabah saat itu lantas beliau berpindah ke wilayah Dusun Dungmiri.
Desa Dungmiri di era sekarang masih mempertahankan nilai-nilai luhur dan menjunjung budaya warisan nenek moyang. Acara Bersih Desa setiap tahun juga digelar dengan acara selamatan, pengajian kirim do’a kepada arwah leluhur, dan pagelaran seni tayub.
Semangat kerukunan dan Gotong royong masih terus dijaga di tengah kehidupan modern. Kolaborasi pemerintahan desa dan warganya menjadi modal penting untuk terus membangun desanya.